Dimuat Suara Mahasiswa Kampus Okezone Selasa, 15 Januari 2013 17:47 wib Oleh: Mokhamad Abdul Aziz MAHKAMAH Konstitusi (MK) akhirnya membatalkan Pasal 50 ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menjadi dasar pembentukan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dan Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Itu artinya, seluruh sekolah berlabel RSBI dan SBI dihapuskan dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. MK menilai bahwa UU ini bertentangan dengan UUD 1945.
0 Comments
Oleh: Mokhamad Abdul Aziz*
Mendidik merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Sebab, seorang pendidik yang mengajarkan muridnya dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, mempunyai kemuliaan sama halnya nabi dan filsuf pada zaman dahulu. Jika murid-murid mampu mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan nyata, maka pendidik itu bisa dikatakan berhasil. Namun, tidak mudah memang menjadi pendidik, karena ia adalah panutan bagi murid-muridnya. Dimuat di Radar Bangka Kamis, 29 November 2012 11:30 WIB Oleh: Mokhamad Abdul Aziz (Sekretaris of Center for Democracy and Religious Studies (CDRS) Semarang) Judul diatas adalah tujuan utama peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-67 PGRI, Minggu, 25 November 2012. Lebih lengkapnya “Memacu Professionalisasi Guru melalui Peningkatan Kompetensi dan Penegakan Kode Etik”. Dengan demikian keberadaan dan peran guru sangat menentukan keberhasilan mutu sistem dan hasil pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994 telah menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang dikuatkan oleh UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen serta peraturan pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang Guru. Dimuat di Radar Lampung - Jumat, 9 November 2012 | 15:53 WIB Dulu, kerap kali kita mendengar bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Sebab, guru pada waktu itu kehidupannya masih sangat ’’pas-pasan’’. Bahkan, untuk makan sehari-hari saja, gaji guru pada waktu itu kurang memenuhi standar kehidupan yang layak. Profesi guru memang sangat mulia. Seorang guru yang mendidik muridnya dengan baik dan benar, serta dengan dilandasi keikhlasan hati, maka ia akan mengantarkan seorang murid menjadi baik dan benar juga. Guru jugalah yang mengenalkan kita dengan huruf dan angka lewat pendidikan formal. "Kondisi dunia pendidikan Indonesia akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Kekerasan dan tindakan-tindakan amoral yang dilakukan pelajar kian masif saja. Itu menandakan gagalnya pendidikan dalam upaya melahirkan generasi yang berpengetahuan luas dan berakhlak mulia. Bahkan, tawuran yang terjadi beberapa waktu yang lalu menambah buram wajah dunia pendidikan Indonesia kini. Di tengah carut-marutnya pendidikan saat ini, tak jarang ada kegundahan seorang guru sebagai pihak yang bertanggung jawab dan bertugas membantu mempersiapkan para peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia". Oleh Mokhamad Abdul Aziz* Kondisi dunia pendidikan Indonesia akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Kekerasan dan tindakan-tindakan amoral yang dilakukan pelajar kian masif saja. Itu menandakan gagalnya pendidikan dalam upaya melahirkan generasi yang berpengetahuan luas dan berakhlak mulia. Bahkan, tawuran yang terjadi beberapa waktu yang lalu menambah buram wajah dunia pendidikan Indonesia kini. Di tengah carut-marutnya pendidikan saat ini, tak jarang ada kegundahan seorang guru sebagai pihak yang bertanggung jawab dan bertugas membantu mempersiapkan para peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia. Oleh: Mokhamad Abdul Aziz* Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan. Mereka bahkan mendapat gelar pahlawan tanpa tanda jasa. Namun, dewasa ini kemulian guru terlihat mulai hilang, ketika seorang guru hanya berorientasi pada material saja. Ironisnya, banyak guru yang tidak mengetahui fungsinya sebagai pendidik. Mereka hanya menjadikan guru sebagai sebuah profesi. Parahnya lagi, para guru mengajar muridnya hanya sekedar formalitas saja. Oleh: Mokhamad Abdul Aziz* “MISKIN Kok Mau Sekolah..!” Sekolah dari Hongkong…!!!, itu adalah judul sebuah novel karya Wiwid Prasetyo. Judul yang menggambarkan realitas pendidikan Indonesia saat ini. Berbagai masalah, mulai dari minimnya sarana dan prasarana belajar, rendahnya kualitas pengajar, kurikulum yang tak sesuai kebutuhan, hingga lulusan yang tidak “siap pakai”, menjadi persoalan yang tak kunjung selesai. |
AuthorMokhamad Abdul Aziz Archives
December 2013
Categories |