"Memang dalam Munas kemarin belum muncul nama yang akan diperjuangkan KAHMI untuk maju dalam Pilpres nanti, karena KAHMI akan fokus ke pengembangan konsep politik. Namun, pada akhirnya nanti harapan masyarakat indonesia (HMI) mendambakan Capres yang akan maju dalam Pilpres 2014 nanti adalah dari KAHMI". Dimuat di Radar Bangka pada Senin, 10 Desember 2012 I 11:55 WIB
Oleh: Mokhamad Abdul Aziz* Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) berkomitmen melahirkan tokoh nasional untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Keinginan ini menjadi wacana dalam Musyawarah Nasional (Munas) IX yang telah dilaksanakan di Labersa Grand Hotel and Convention, Kampar, Riau, Jumat (30/11)-Sabtu (1/12) kemarin. HMI yang merupakan cikal bakal wadah ini berhasil melahirkan tokoh-tokoh nasional yang hadir pada acara malam tadi, termasuk beberapa bakal calon presiden yang akhir-akhir ini populer melalui beberapa survei. Sebut saja deretan kader berpotensi KAHMI mulai dari Ketua MK Mahfud MD, mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Ketua KPU Pusat Husni Kamil Manik, penasihat KPK Abdullah Hehamahua, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan sederet nama tokoh nasional lainnya. (Riau Pos, 1 Desember 2012). Hal ini membuat KAHMI percaya diri bahwa pada Pilpres mendatang, korps alumni ini menjadi bagian penting dari percaturan politik nasional. Dan ini sangat sesuai dengan semangat tema yang diusung “Mewujudkan Kepemimpinan yang Berkarakter Menuju Indonesia Berkeadilan Sosial”, KAHMI menginginkan pemimpin nasional yang memiliki karakter yang kuat dan mampu memimpin Indonesia yang berkeadilan sosial. Memang dalam Munas kemarin belum muncul nama yang akan diperjuangkan KAHMI untuk maju dalam Pilpres nanti, karena KAHMI akan fokus ke pengembangan konsep politik. Namun, pada akhirnya nanti harapan masyarakat indonesia (HMI) mendambakan Capres yang akan maju dalam Pilpres 2014 nanti adalah dari KAHMI. Mahfud-JK Hal ini memang tidak berlebihan jika melihat survei terakhir yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI). Ya, berdasarkan opinion leader, Mahfud MD unggul dari calon lainnya dan diposisi dua Jusuf Kalla yang juga KAHMI. Bahkan, LSI mencatat dari total lima indikator yang disurvei, Mahfud unggul di empat kategori. Satu kategori lagi diambil oleh Jusuf Kalla. Kelima indikator yang disurvei; pertama, dari segi tidak melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) atau suap, Mahfud MD meraih 80 poin di atas Dahlan Iskan yang meraih 76 poin. Kedua, dari segi tidak melakukan tindak kriminal atau pelanggaran HAM, Mahfud MD meraih 83 poin unggul atas Dahlan Iskan dengan 79 poin. Ketiga, dari dua jenis kualitas yaitu jujur, amanah atau bisa dipercaya ia unggul 81 poin di atas Jusuf Kalla yang mendapatkan 77 poin. Keempat, dari segi mampu berdiri di atas semua kelompok atau golongan, Mahfud MD (78 poit) juga unggul atas Jusuf Kalla (77 poin). Dan hanya dari segi mampu memimpin negara dan pemerintahan, Jusuf Kalla memimpin dengan meraih 79 poin dan Mahfud MD setelahnya dengan 74 poin. Dari lima penilaian kualitas personal tersebut, totalnya Mahfud MD memimpin dengan meraih 79 poin, sedangkan Jusuf Kalla meraih 77 poin dan di susul Dahlan Iskan di posisi ketiga dengan 77 poin. (Republika, 28 November 2012). Memang, akhir-akhir ini wacana Mahfud MD untuk menjadi Capres pada Pemilu 2014 nanti semakin gencar saja. Bahkan, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu disebut-sebut sebagai tokoh paling ideal memimpin bangsa ini pascakepemimpinan SBY. Opini ini memang tidak berlebihan, melihat track record-nya sebagai sosok yang memang bisa diandalkan. Apalagi di tengah krisis kepemimpinan yang melanda bangsa ini. Peluang Besar Hal ini membuat Mahfud mempunyai peluang besar untuk menjadi Capres pada Pemilu 2014. Namun, yang masih menjadi pertanyaan adalah Parpol manakah yang akan mengusung Mahfud? Dan akan berpasangan dengan siapakah ia nantinya? Inilah yang menjadi persoalan. Dari Parpol yang ada, peluang untuk jadi Capres tampaknya tertutup. Sebab, sebut saja Partai Golkar sudah jauh-jauh hari menetapkan Ical sebagai Capres. Kemudian, Partai Gerindra yang sudah membulatkan tekad untuk menjadikan Ketua Umumnya, Prabowo Subiyanto sebagai Capres. Ditambah lagi Hidayat Nur Wahid dari PKS dan PAN yang mengusung Hatta Rajasa sebagai Capres saat ini sedang mencari Cawapres. Itu artinya, peluang hanya terbuka pada posisi Cawapres saja. Padahal, dari tokoh-tokoh yang sudah positif dicalonkan oleh Partainya hanya Hidayat Nurwahid yang berada di posisi lima besar survei LSI. Padahal, menurut Siti Zuhro, pengamat politik LIPI, Calon-calon yang muncul tersebut akan membantu kebuntuan terjadinya regenerasi kepemimpinan di Indonesia. Sebab, survei yang dilakukan oleh LSI itu lebih mengedepankan kualitas tokoh, independensi, dan netralitas yang akan berdampak positif kepada kualitas Pemilu 2014. PKB Beri Peluang? Praktis, masih tersisa Partai Demokrat, PDIP, Partai Nasdem, PKB, PPP, dan PBB yang belum memutuskan siapa yang akan menjadi Capres pada Pilpres 2014 nanti. Mereka masih memilih-milih kandidat yang paling layak memimpin negeri ini. Berita terakhir yang menangkap peluang Mahfud MD sebagai Capres adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski, Ketua Umum PKB, Muhamin Iskandar telah berbicara dengan Rhoma Irama terkait dengan pencapresannya dan meyakini Rhoma adalah Capres PKB. (Wawasan, 3 Desember 2012). Namun, hal itu belum dibicarakan lebih lanjut di internal partai. Sebelumnya, PKB juga mengaku telah melakukan pembahasan terkait peluang partai berbasis Nahdatul Ulama (NU) itu untuk mengusung Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagai capres dalam Pemilu 2014 mendatang. (Okezone.com, 2 Desember 2012). Salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan PKB untuk mengusung Mantan Menteri Pertahanan di era Presiden Gus Dur itu sebagai capres adalah karena selama ini Mahfud dikenal sebagai seorang figur yang bersih dan jauh dari isu kasus-kasus tertentu. Meskipun semenjak menjabat sebagai Ketua MK Mahfud telah melepaskan posisinya di PKB, tetapi kedekatan emosional dengan partai warga Nahdliyin itu, tidak bisa serta merta menghilang. Mahfud juga mengaku tidak terpisahkan dengan partai yang didirikan oleh Gus Dur tersebut. Sebab, jabatan publik yang dimiliki Mahfud adalah berkat PKB. Oleh karena itu, Parpol yang belum menetapkan Capres sekarang ini harus benar-benar menentukan Capres yang akan diusung bukan untuk kepentingan tertentu. Sebab, saat ini rakyat sudah tahu dan lebih cerdas dalam memilih figur yang akan memimpin mereka, tanpa memandang dari Parpol mana Calon itu diusung. Wallahu a’lam bi al-shawab.(**) *Sekretaris of Center for Democracy and Religious Studies (CDRS) Semarang)
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorMokhamad Abdul Aziz Archives
October 2013
Categories |