Oleh: Mokhamad Abdul Aziz*
Judul di atas terinspirasi oleh konsepsi filsafat Rene Descartes, seorang fisuf Perancis pada tahun 1619; “Cogito Ergo Sum” (aku berpikir, maka aku ada). Pendapat ini bisa jadi memacu para pemikir-pemikir kala itu untuk lebih meng-eksplore ide-ide mereka. Bahkan tak hanya berhenti kala itu saja, kini konsepsi itu masih mengakar pada para akademisi, tak terkecuali mahasiswa. Mereka dituntut agar selalu memperbaharui pemikiran, seiring dengan zaman yang senantiasa berkembang, sehingga manusia mempunyai peradaban yang lebih baik dan maju.
1 Comment
Oleh: Mokhamad Abdul Aziz*
Terungkapnya skandal korupsi dana bansos yang melibatkan salah seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Semarang, membuat para akedmisi sakit hati. (Suara Merdeka, 22/03/2013). Tak hanya itu, mahasiswa yang di kenal sebagai kaum intelektual yang kritis, dan progresif kali ini harus jatuh citranya di mata masyarakat. Bagaimana tidak, mahasiswa yang selalu berada di garda terdepan dalam menyuarakan gerakan antikorupsi, justru harus menerima pil pahit, dengan melakukan tindakan munkar tersebut. Oleh: Mokhamad Abdul Aziz*
Setelah kurang lebih dua tahun lamanya, kisruh sepak bola negeri ini akhirnya menemukan titik akhir. Hal ini ditandai dengan keberhasilan PSSI menadakan Kongres Luar Biasa (KLB), di Hotel BorobudurJakarta pada Minggu (17/03).KLB ini merupakansalah satu syarat agar Indonesia terhindar darisanksi FIFA.Masalah yang selama ini terus bergulir, terutama adanya dualisme kepemimpinan, yaitu PSSI dan KPSI, kini sudah berakhir. Ini adalah bentuk reaksi PSSI yang ditekan habis-habisan oleh seluruh pihak yang cinta dengan persepakbolaan Indonesia, mulai dari upaya Menpora Roy Suryo sampai masyarakat yang tiada henti memberikan kritik konstruktif. |
AuthorMokhamad Abdul Aziz Archives
May 2013
Categories |